Pentingnya Event Organizer Job Fair Membuat Desain Yang Ramah Terhadap Penyandang Disabilitas
Beberapa perusahaan di Kalsel dinilai belum mendapat informasi jelas mengenai pemberian hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas khususnya saat koordinasi dengan event organizer Indonesia saat pelaksanaan Job Fair di Kalsel beberapa waktu yang lalu. Hal ini diungkapkan Koordinator event organizer Indonesia saat melakukan talkshow bertajuk ‘Sharing Information Disability Recruitment’ di Taman Kamboja Banjarmasin.
📷
Rangkaian dari Banjarmasin Career Expo 2019 yang memberi ruang bagi penyandang disabilitas ini menghadirkan Kabid Pembinaan, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Diskopumker Banjarmasin Mulyantara dan Koordinator program peduli Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA) Banjarmasin Fatum Ade dengan mengundang pihak perusahaan.
Banjarmasin Career Expo 2019 mempertemukan pemerintah kota, perusahaan dan difabel
Materi yang dibahas pun dianggap paling penting, lantaran selama ini disabilitas dinilai panitia dari EO tersebut tak pernah memperhatikan mengenai akses pekerja di perusahaan.
Untuk itu, dengan adanya kegiatan ini, pembicara pada acara sharing bersama timnya sengaja mempertemukan pemerintah kota, perusahaan dan difabel yang berada dalam naungan SAPDA. Akhirnya tadi ketemu beberapa masalahnya yang harus segera ditindaklanjuti.
Sementara, Kabid Pembinaan, Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Diskopumker Banjarmasin, Mulyantara menyebut melalui Job Fair terkait sejauh mana perusahaan menjamin hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas berdasar UU Nomor 8 Tahun 2016.
Di dalam pasal 53 menyebut pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, BUMD wajib mempekerjakan paling sedikit 2 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
Sementara, bagi perusahan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
Sosialisasi UU yang menjamin kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas
Diskusi ini penting agar bisa mensosialisasikan tentang UU yang menjamin kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas kepada para perusahaan, khususnya peserta Jobfair ini. Diakui Mulyantara, teruntuk Banjarmasin ada beberapa perusahaan yang telah mempekerjakan penyandang disabilitas, meski dirinya belum memiliki data.
Mereka mengakui belum pernah melakukan pendataan, jadi berapa jumlah perusahaan yang sudah mempekerjakan tenaga kerja disabilitas dan apakah sudah mencapai batas minimal satu persen.
Saat ini baru sebatas informasi bahwa ada beberapa yang sudah mempekerjakan. Tetapi secara survei yang benar-benar update dan nyata atau apa adanya di lapangan itu belum dilakukan oleh Dinasnya. Karenanya, perlu dilakukan kunjungan ke perusahaan besar atau pendataan.
Melalui Job Fair ini diharapkannya akan segera melakukan pendataan di Banjarmasin.
Terutama BUMN dan BUMD tentu bisa memberi contoh ke perusahaan swasta agar mendapatkan tempat bagi penyandang disabilitas. Sebab, untuk rekrutmen calon pegawai untuk sementara ini masih belum.
Lantas, kapan bisa terealisasi untuk melakukan pendataan? Mulyantara menjawab, tahun depan Dinasnya baru mengusulkan anggaran untuk pendataan. Akan tetapi menurutnya, saat ini bisa mengambil data dari formulir wajib lapor yang diselipkan untuk data disabilitas agar bisa dipercepat. Artinya kita khusus mendata, tetapi tetap mengambil data dari wajib lapor.
Menurut dia, untuk wajib lapor bagi setiap perusahaan ini berdasar UU Nomor 7 Tahun 1981 dengan masa berlaku selama satu tahun untuk disetor ke Dinas terkait. Satu tahun mesti diperbaharui lagi.
Banjarmasin punya disabilitas hampir 4 ribu
Jalan terbaik dalam mengetahui perusahaan yang mempekerjakan para disabilitas, tentunya dengan mendata langsung ke lapangan. Untuk itu, Job Fair ini momentum untuk mensosialisasikan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang disabilitas mengenai hak pekerjaan bagi penyandang disabilitas yang saat ini belum diketahui perusahaan.
Belum banyak yang mengerti atau memahami. Ini momentumnya. Kita harapkan ke Dinas Kabupaten/Kota atau Provinsi bisa mensosialisasikan itu. Itu harapan kami sebagai yang mengawali. Sebab, bagi dia, Job Fair ini kebanyakan diperuntukkan bagi umum.
Sementara Disabilitas tidak sama sekali mendapat akses. Kita juga tentunya akan malu ketika disinggung, Job Fair is not fair. Artinya not fair itu karena hanya diperuntukkan bagi umum saja. Sehingga kita realisasikan saat ini. Menurutnya, Job Fair kali ini pertama kali digelar di Kalsel, bahkan di Indonesia. Ini mengingat, dirinya belum pernah mendengar diperuntukkannya untuk penyandang disabilitas.
Mungkin ini bisa jadi virus bagi indonesia. Jadi ada berusaha mensosialisasikan dan bagaimana menyusun program kedepan agar hak disabilitas bisa terpenuhi.
Sebab di Banjarmasin untuk disabilitas hampir 4 ribu. Setali tiga uang, Koordinator program peduli Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA) Banjarmasin Fatum Ade mengapresiasi Job Fair yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas yang tak pernah memiliki akses.
Namun, ia mengkritik mesti dilakukan perbaikan seperti aplikasi, form penerimaan kerja mengenai lowongan informasi kerja harus aksesibel. Misalnya seperti aplikasi Wadai milik Pemkot tidak sepenuhnya tersosialisasikan. Memang, bukan perkara cepat.
Akan tetapi, dirinya mendukung Job Fair ini sebagai salah satu bagian event yang mensosialisasikan pemenuhan hak sehingga mengetahui, perusahaan apa yang sudah menerima atau yang belum.
Perencanaan Strategi dalam Membuat Pameran Expo yang Ramah Terhadap Disabilitas
Ketika perusahaan mau mengeluarkan banyak dana, waktu, dan tenaga untuk membuat sebuah pameran dagang / expo, sangat penting untuk memaksimalkannya agar mendapatkan hasil yang terbaik. Oleh karena itu, butuh semacam strategi dan perencanaan yang tepat demi kelancaran acara pameran. Mau tahu lebih detilnya? Berikut ini strategi yang bisa kita coba:
Lokasi stan / booth
Lokasi adalah kunci kesuksesan dalam setiap acara pameran termasuk job fair. Tujuannya adalah agar lebih mudah ditemukan oleh pengunjung, biasanya event organizer akan menawarkan harga yang lebih mahal untuk lokasi yang strategis.
Agar mendapatkan lokasi strategis, pemilik booth harus pesan ke event organizer jauh hari sebelumnya. Dan jika memiliki rencana untuk membuat pameran secara rutin, adalah ide yang bagus untuk menyewa dalam jangka panjang sekaligus, yang mungkin bisa mendapatkan harga kontrak yang lebih murah.
Membuat desain yang menarik
Desain pameran haruslah atraktif agar supaya pesan yang disampaikan menjadi efektif dan mudah tersampaikan dan dapat dilihat dari segala arah, dalam jarak dekat ataupun jauh. Dalam membuat promosi dalam bentuk brosur, banner dan sebagainya pastikan image perusahaan, dan ide kreatif masing-masing sudah terwakili dalam proses desain tersebut.
Salah satu trik agar desain menarik perhatian adalah dengan menggunakan permainan corak warna yang mencolok dan eye catching. Hal ini mudah memancing minat pengunjung untuk mencari tahu lebih banyak.
Staff dan pelayanan
Memiliki staf pelayanan juga diperlukan, agar dapat melayani dan menjawab para pengunjung yang mengajukan berbagai macam pertanyaan. Staf pelayanan yang profesional diperlukan agar mampu mempertahankan pengunjung, melayaninya dengan ramah, dan dapat meninggalkan kesan yang baik untuk mereka.
Kita juga dapat menyediakan selebaran, brosur, pamflet, atau bahan bacaan lain agar pengunjung semakin mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang merek produk kita. Panitia dari event organizer Indonesia perlu memahami pelayanan seperti apa untuk penyandang disabilitas.
Anda butuh tim xtra ordinary event organizer?
Kontak konsultan kita
Comments