top of page

Food Vlogging: Tren Kuliner Digital yang Menggugah Selera

Pernahkah Anda merasa lapar hanya karena melihat seseorang makan di YouTube atau TikTok? Atau tiba-tiba ingin mencoba restoran baru setelah menonton review makanan di Instagram? Fenomena inilah yang dikenal sebagai food vlogging sebuah tren digital yang tidak hanya menyajikan kuliner, tetapi juga menghadirkan pengalaman visual yang menggugah selera.


Dalam beberapa tahun terakhir, food vlogging menjadi salah satu konten paling populer di dunia digital. Alasannya sederhana: semua orang butuh makan, dan rasa penasaran terhadap makanan baru selalu ada. Ditambah lagi, visual makanan yang menggoda lidah akan jauh lebih hidup ketika dibawakan oleh seorang food vlogger yang punya ciri khas.

Tidak mengherankan jika banyak brand kuliner, restoran, hingga event organizer ikut melibatkan food vlogger untuk mendukung strategi pemasaran mereka. Tapi sebelum kita bahas lebih jauh, mari pahami dulu apa sebenarnya food vlogging itu.



Apa Itu Food Vlogging?

Food vlogging adalah aktivitas membuat konten video yang berfokus pada makanan dan pengalaman kuliner. Istilah “vlogging” berasal dari “video blogging”—sebuah bentuk blogging dengan media video. Jadi, food vlogging bisa mencakup berbagai hal seperti:


  • Review restoran dan kafe

  • Eksperimen masak atau resep

  • Street food hunting

  • Tantangan makan (mukbang)

  • Cerita perjalanan kuliner ke berbagai daerah


Food vlogging bukan sekadar memperlihatkan makanan. Lebih dari itu, food vlogger biasanya membangun narasi yang dekat dengan penonton, mengajak audiens merasakan bagaimana rasa, suasana, hingga pengalaman di balik sebuah hidangan.


Mengapa Food Vlogging Begitu Populer?

Ada beberapa alasan mengapa food vlogging berkembang pesat di Indonesia:

Visual yang Menggugah Selera – Video mampu menampilkan detail makanan dengan lebih hidup dibanding sekadar foto.


  • Dekat dengan Audiens – Banyak orang ingin tahu apakah makanan enak itu memang worth it sebelum membelinya.

  • Tren Media Sosial – TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts membuat konten makanan semakin mudah viral.

  • Kuliner sebagai Identitas Budaya – Indonesia kaya akan makanan khas daerah, yang selalu menarik untuk dieksplorasi.


Karena itu, food vlogging bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bisa menjadi profesi sekaligus peluang bisnis.


10 Food Vlogger Terbesar di Indonesia

Berikut adalah daftar 10 food vlogger paling berpengaruh di Indonesia yang berhasil memikat jutaan penonton dengan konten mereka:


1. Nex Carlos

Salah satu pionir food vlogger Indonesia. Nex Carlos dikenal dengan konten street food dan gaya bicaranya yang santai. Channel YouTube-nya punya jutaan subscriber dan setiap video sering trending.


2. Tanboy Kun

Vlogger kuliner yang terkenal dengan konten mukbang dan tantangan makan dalam porsi besar. Videonya sering viral karena keunikan dan daya tahan makannya.


3. Ria SW

Food traveler yang fokus pada eksplorasi makanan di dalam dan luar negeri. Kontennya sering menampilkan rekomendasi kuliner hidden gems.


4. Magdalena (Mgdalenaf)

Vlogger kuliner yang dikenal dengan kepribadian hangat dan konten review makanan yang informatif.



5. Ken & Grat

Pasangan suami-istri yang hobi kulineran. Konten mereka sering menampilkan review jujur dengan gaya komunikasi yang hangat.


6. Gerry Girianza (Gerry Girianza Eats)

Dikenal dengan konten kuliner premium, fine dining, hingga review restoran modern di kota besar.


7. Anak Kuliner

Channel yang sering membahas makanan kaki lima, kuliner daerah, hingga festival makanan.


8. Hobby Makan

Dikenal dengan konten berbagi makanan ke banyak orang sambil tetap mengulas kuliner yang mereka coba.


9. Mgdialah

Food vlogger yang populer di TikTok dan Instagram dengan gaya penyampaian singkat, padat, tapi bikin penasaran.


10. Eat Sambel

Konten yang fokus pada makanan pedas, khususnya berbagai jenis sambal khas Nusantara.

Daftar ini menunjukkan betapa beragamnya gaya food vlogging di Indonesia—mulai dari street food, makanan premium, hingga konten viral bertema pedas.


Apa yang Bisa Dipelajari dari Food Vlogging?

Bagi penonton, food vlogging memberikan inspirasi kuliner baru, informasi soal harga, hingga rekomendasi tempat makan.


Bagi pelaku bisnis, food vlogging adalah media pemasaran efektif karena:


  • Membangun kepercayaan: review langsung terasa lebih jujur dibanding iklan biasa.

  • Meningkatkan eksposur: satu video viral bisa mendatangkan ribuan pengunjung ke restoran.

  • Menyasar target pasar tepat: food vlogger biasanya punya audiens loyal yang sesuai dengan segmen kuliner tertentu.


Food Vlogging dan Event Organizer: Kombinasi yang Menguntungkan

Di era digital, banyak event kuliner seperti festival makanan, pameran UMKM, hingga bazar yang menggandeng food vlogger untuk meliput acara mereka. Kehadiran food vlogger tidak hanya meningkatkan eksposur acara, tetapi juga menciptakan buzz di media sosial.

Di sinilah peran event organizer Jakarta seperti XOEO Indonesia sangat penting. Dengan pengalaman dalam mengelola event kreatif, XOEO Indonesia bisa membantu brand kuliner, restoran, maupun penyelenggara acara untuk menghadirkan pengalaman food vlogging yang maksimal mulai dari konsep acara, pemilihan influencer, hingga dokumentasi yang siap viral di media sosial.


Jika Anda berencana mengadakan festival kuliner, grand opening restoran, atau event promosi makanan, jangan lewatkan peluang untuk melibatkan food vlogger dalam strategi pemasaran Anda.


XOEO Indonesia sebagai event organizer Jakarta siap membantu Anda menciptakan acara kuliner yang bukan hanya ramai pengunjung, tetapi juga viral di dunia digital. Dengan jaringan food vlogger dan konsep event kreatif, brand Anda bisa tampil lebih menonjol di tengah persaingan.


Hubungi XOEO Indonesia sekarang dan wujudkan event kuliner Anda menjadi pengalaman tak terlupakan yang akan dilihat, dibicarakan, dan dicoba banyak orang.

Comments


Group 12.png
XOEO Logo
  • TikTok XOEO
  • Instagram XOEO
  • LinkedIn XOEO
XOEO Indonesia
halo@xoeoindonesia.com
+62 811 8201 586


Jl.Ceger Raya No. 10B Tangerang Selatan, Indonesia
bottom of page