top of page
Writer's pictureAdmin

Pentingnya Training dan Pelatihan Karyawan Untuk Bisnis Event Organizer


Bagi seorang pengusaha seringkali merasa sedang pusing bagaimana memikirkan kelanjutan bisnis untuk kedepannya. Masalah tenaga marketing dari perusahaan semakin lama kinerjanya bukan semakin baik tetapi malah sebaliknya yakni semakin menurun. Selain itu juga tidak mampu dalam mencapai targetnya masing-masing. Keresahan ini tidak hanya dialami satu atau dua orang pengusaha saja, akan tetapi sudah sebagian besar dari para pengusaha sudah mengalami hal ini. Dan mungkin Kita sebagai seorang pengusaha dari sebuah perusahaan mungkin juga pernah mengalami hal serupa dengan para pengusaha lainnya.

Lalu, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana cara meningkatkan kinerja dari para tenaga-tenaga karyawan marketing kita? Saat kondisi seperti ini terjadi berikut ini tips yang banyak menjalankan training untuk meningktakan produktivitas karyawan perusahaan terutama dalam bisnis Event Organizer;


1. Mengadakan Training dan Pelatihan


Ada kalanya skill seorang karyawan, terutama bagi para karyawan marketing harus ditambah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka mengadakan training dan pelatihan memang perlu untuk dilakukan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan. Misalnya, para marketing, sales/penjual dalam perusahaan kita untuk diikutkan dalam training, pelatihan, atau seminar seputar penjualan. Training dan pelatihan ini memang diharapkan akan dapat menyegarkan dan menambah cakrawala berpikir para karyawan marketing dan sales dalam bisnis EO :


2. Sistem Penilaian Kinerja yang Semakin Transparan Sesuai Saran Dari Event Organizer Penyelenggara Training


Apabila ditanya tentang adanya suatu inidikasi tentang kinerja yang semakin menurun, rata-rata karyawan akan mengeluhkan bagaimana sistem penilaian kinerja yang sama sekali tidak transparan. Orang yang kerjanya kurang baik malah diberikan kenaikan gaji yang semakin tinggi, sementara yang bekerja keras dan baik tidak pernah diperhatikan kenaikan gajinya yang masih sangat minim.

Seolah-olah terjdi like and dislike di dalam penilaian kinerja. Jadi, buatlah suatu sistem penilaian kinerja yang semakin transparan dan akuntabel. Dari awal perekrutan, beri tahukan bahwa kinerja karyawan setiap bulan akan diukur dari hal-hal apapun yang mereka lakukan. Karyawan akan semakin menyadari mengapa ia mendapat kenaikan gaji atau yang tidak mengalami kenaikan gaji dari rekannya yang lain. Dengan demikian, tidak akan terjadi prasangka yang tidak baik dari para karyawan.


3. Penuhi Hak-hak Karyawan


Hak-hak karyawan yang dimaksud selain gaji dan kenaikannya, juga termasuk THR (Tunjangan Hari Raya), tunjangan kesehatan, komunikasi, dan lain sebagainya yang sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak kerja. Jangan sampai terjadi Kita sudah lalai dalam memberikannya karena lupa. Misalnya, Ina adalah seorang karyawan baru di sebuah perusahaan swasta dan dijanjikan akan mendapatkan tunjangan BPJS Kesehatan dari perusahaan. Namun sampai 3 tahun bekerja, masih juga tak kunjung didaftarkan ke BPJS. Akibatnya ia pun jadi tidak semangat dalam bekerja setiap harinya.


4. Reward dan Punishment


Reward dan punishment sangat efektif dalam mempertahankan karyawan yang berkualitas. Jika seorang karyawan kinerjanya semakin lama semakin unggul atau menghasilkan profit yang sangat besar bagi perusahaan, maka tidak ada salahnya bukan untuk diberi penghargaan. Penghargaan bisa berupa apa saja seperti : pemberian bonus, kenaikan gaji, jalan-jalan baik ke luar negeri ataupun dalam negeri. Namun juga ada kalanya penghargaan tidak berupa hadiah yang mahal. Misalnya saja berikan satu hari off (cuti) atau kue dan traktiran apabila karyawan kita telah mencapai target yang banyak memberikan keuntungan bagi perusahaan.


5. Masa Depan Jenjang Karir


Jenjang karier biasanya berhubungan langsung dengan motivasi kerja. Sebagai contoh, sudah lima tahun ini Fany bekerja keras sebagai financia advisor sebuah perusahaan asuransi dan belum juga diangkat untuk menjadi unit manager. Akibatnya, Fany malah menjadi semakin kehilangan motivasi kerja dan target marketingnya sama sekali tidak tercapai. Malahan Fany juga berpikir untuk segera resign dan melamar kerja ke tempat lain yang lebih baik dari tempatnya bekerja saat ini. Walaupun perbedaan gajinya juga terkadang tidak terlalu signifikan, jenjang karier tetap akan menjadi prioritas bagi para karyawan. Jadi, pikirkan baik-baik uuntukjenjang karier karyawan yang telah bekerja sangat lama di perusahaan kita, ya!


6. Tetap Menjalin Hubungan dan Keakraban Antar Karyawan


Ada kalanya seorang karyawan masih tetap bertahan di suatu perusahaan bukan karena gajinya yang tinggi ataupun membutuhkan pekerjaan. Bisa saja karena sudah sangat lama terjalin ikatan keakraban di antara rekan-rekan sekantornya. Iklim dan suasana kerja sudah benar-benar sangat cocok dan membuat karyawan merasa enggan untuk mencari pekerjaan baru. Nah, bagaimana cara kita agar dapat membuat jalinan keakraban tersebut bertahan semakin lama di perusahaan kita? Beberapa cara yang harus dicoba seperti :

  1. Mengadakan acara outbound.

  2. Hiking.

  3. Jalan-jalan bersama setahun sekali yang tidak terlalu mahal.

  4. Makan siang bersama juga dapat menjadi salah satu cara yang tidak terlalu mahal untuk menjalin keakraban bersama. Nah, itulah tadi tips bagaimana untuk meningkatkan kinerja para karyawan kita. Tidak ada salahnya bukan untuk mencobanya dan bisa diterapkan langsung dalam internal perusahaan kita?


Omset Meroket Dengan Penerapan Merchandising Management, Sebuah Studi Kasus Penyelenggara Event Organizer

Selain memperhatikan bagaimana cara meningkatkan kerja karyawan dalam perusahaan Event Organizer kita. Kita juga harus memoerhatikan cara menyebarluaskan bisnis. Banyak cara pemasaran yang bisa dilakukan. Salah satnya adalah Penerapan Merchandising Management.

Mungkin kita pernah memiliki pengalaman sedang berkunjung di sebuah toko ritel dan berencana hanya membeli satu produk. Sewaktu menuju kasir ternyata produk dalam ranjang tidak hanya satu seperti yang kita rencanakan, melainkan ada banyak produk diluar rencana . Salah satu penyebab terjadinya pengalaman ini adalah karena penerapan merchandising management oleh pihak toko.

Merchandising management adalah semacam ilmu murni estetika. Ilmu ini memegang peranan yang sangat penting dalam industri ritel. Ini adalah teknik penjualan diam yang dapat membantu meminimalisir kebutuhan tenaga sales officer dan untuk mengurangi biaya operasional yang pada akhirnya dapat meningkatkan profit bisnis ritel. Yang dilakukan dalam merchandising management adalah menampilkan suatu presentasi produk secara tiga dimensi yang ditampilkan secara fokus untuk dapat menampilkan fitur dan manfaatnya. Tujuannya untuk menarik, terlibat, dan memotivasi konsumen agar memutuskan untuk melakukan pembelian produk-produk yang dipajang.

Dalam dunia kompetisi ritel seperti saat ini, merchandising management merupakan cara yang efektif untuk menambah nilai suatu produk. Ini berkomunikasi dengan konsumen melalui unsur-unsur yang merangsang indera mereka seperti pencahayaan, musik, aroma, dan layar televisi dengan harapan dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian berdasarkan keputusan mereka. Banyak faktor yang dapat digunakan dalam penerapan merchandising management. Seperti menciptakan display termasuk warna, pencahayaan, ruang, informasi produk, serta teknologi seperti digital display dan instalasi interaktif. Beberapa unsur yang akan menentukan baik tidaknya sebuah toko ritel.

Pentingnya Interior Display

Untuk menangkap perhatian konsumen, seorang merchandiser harus mempertimbangkan kebutuhan konsumen selama konsumen berada di toko dan sedang mengamati produk-produk dalam toko. Faktor-faktor yang berkontribusi pada keseluruhan desain di dalam toko meliputi; tata letak toko, desain toko, dan titik pembelian display. Ketika berhasil diterapkan di toko, faktor-faktor ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menyediakan lingkungan pembelian yang atraktif.


Anda butuh tim xtra ordinary event organizer?

1 view0 comments

Comments


bottom of page